Sabtu, 19 Mei 2012

[Info] LOMBA PENULISAN NOVEL ROMANCE qanita 2012

 Note : Gambar di atas sebelum direvisi. Saya udah nyari, guling-guling ke mbah Gugel tapi gak dapet yang versi revisinya. Duh, nyesel kemarin gak diunduh waktu ngeliat di dinding temen fesbuk yang malangnya saya lupa akun siapa *pelupa akut
Cekidot infonya :
Pengin nerbitin buku, jalan-jalan gratis ke bali, plus uang senilai jutaan rupiah?
Ikuti Lomba Penulisan Romance Qanita 2012!
Caranya mudah:
1. Tema naskah bebas.
2. Naskah merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah di publikasikan di media manapun.
3. Panjang naskah 80-100 halaman A4, spasi 1,5, Times New Roman 12, disertai sinopsis singkat sepanjang satu halaman.
4. Pengiriman naskah disertai dengan fotocopy identitas diri (kartu pelajar,KTP, atau KTM) dan biodata lengkap penulis.
5. Naskah dikirim dalam bentuk hardcopy sebanyak 1 (satu) eksemplar ke alamat:
Mizan Pustaka
Jl. Cinambo 135 Cisaranten Wetan
Ujung Berung - Bandung
6. Sertakan pula softcopy naskah ke e-mail qanitaromance@yahoo.com
6. Naskah dikirimkan mulai tanggal 14 Mei 2012 sampai dengan tangal 14 Juli 2012 cap pos.
9. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat, termasuk keputusan bila dianggap tidak ada pemenang yang layak.

Hadiah:
Pemenang pertama: Uang tunai Rp. 5.000.000, kontrak penerbitan, paket buku dari Penerbit Mizan, dan Paket Wisata Literer ke Ubud Writer's Festival.
Pemenang kedua: Uang tunai senilai Rp. 4.000.000, kontrak penerbitan, serta paket buku dari Penerbit Mizan.
Pemenang ketiga: Uang tunai senilai Rp. 3.000.000, kontrak penerbitan, serta paket buku dari Penerbit Mizan.

Pengumuman pemenang akan diselenggarakan pada 30 Juli 2012 di website www.mizan.com
 Hayuuuuk, buruan temans... masih ada waktu kurang lebih dua bulan-an untuk menulis! Kejar! :D
Cr : Kaifa Mizan

MPAKAVI`O VITA


Oleh : Nafilah Nurdin
“Aku akan datang menemuimu di hari ketigabelas bulan hujan. Kau harus bersabar menunggu, sayangku....”
Pejuang sejati tidak akan pernah ingkar janji, katanya. Dan Rahi selalu memercayai apapun yang dikatakan lelaki itu padanya. Itulah pemaknaan cinta menurut gadis itu. Cinta yang memberi harapan.
“Dia akan datang, Ina.”
Ibunya diam. Meneruskan memotong batang-batang kangkung tanpa mengalihkan tatapan padanya.
“Dia sudah berjanji.”
“Kau sudah memutuskan pilihanmu, kan? Setelah Ina dan Amamu memberimu pertimbangan kau tetap berjalan di jalan yang kau yakini. Maka itulah jawaban kami. Kau sudah kenali konsekuensinya, nak. Co`o nta morasai nya cami....”
Demikianlah. Penutup ketidakrelaan Ina dan Amanya terhadap keputusannya menerima pinangan lelaki itu sekaligus pembuka jalannya menuju lelaki itu. Hanya karena waktu kelahiran mereka yang bertolak belakang maka tahayul tanah kelahirannya dijadikan alasan demi mematahkan niat mereka. Ia lahir subuh hari dan lelaki itu senja hari. Kebersamaan mereka adalah tragedi. Hei, cinta bukan dongeng semata. Mereka saling mencintai jauh sebelum mereka tahu cinta itu seperti apa gerak-geriknya. Bila seperti itu bukankah tragedi harusnya terjadi di masa-masa itu?
Rahi sumringah. Kebahagiannya tak terpetakan. Ah... sekelumit cinta masa kecilnya akan mewujud nyata. Hari ketigabelas bulan hujan.... Sayangku.
=oOo=
Perayaan besar-besaran di tanah Tokotu`a.
Anak kepala adat akan melangsungkan pernikahan. Segala persiapan adat telah diusaikan. Pelamaran dan pengajuan mahar telah ditunaikan. Hari ini adalah Pesinca`a. Yang utama dan utama. Keramaian yang mendatangkan keharuan sekaligus kecemasan di hati masing-masing warga. Pernikahan dua waktu. Kecelakaan adat.
Rahi sengaja menutup pendengarannya terhadap kasak-kusuk di bawah rumah panggungnya. Ini cinta dan cinta bukan pembunuh lewat dongeng-dongeng.
Ia pasti datang. Janji akan dipenuhi. Sebentar lagi. Sabarlah...
Rahi memperbaiki Ta`i ncombo yang membalut seluruh tubuhnya.
Waktu merangkak riuh seriuh pertanyaan-pertanyaan lewat bisik-bisik itu.
“Sudah lewat.”
“Mana pengantin laki-lakinya?”
“Sudah kubilang, tragedi.”
“Hussshhh.”
Ina mengelus punggungnya. Ama tak berucap apa-apa kecuali mata tuanya yang tak pernah berhenti menyiratkan ketenangan. Para tetua adat menunduk. Entahlah. Berdoa barangkali.
Satu jam berlalu. Watu Sangia yang berdiri kokoh di puncak tanah tertinggi Tokotu`a mulai disaputi kabut pertanda hujan akan segera tiba. Seirama denting cemas di bilik jantung Rahi.
Pejuang sejati tidak....
Genderang kepastian itu tiba di detik bersamaan ia melantunkan doa.
“Anamea! Innalillahi Rajiuun!” Anamea Mesambo!” Teriakan panik seseorang yang menyulut keributan.
Laki-laki bertubuh kecil yang bertugas menunggu di perbatasan kampung tergopoh-gopoh menaiki satu-persatu anak tangga.
Ama beserta para tetua bersegera menyambutnya. Rahi menggigil dalam rangkulan Ina. Dia tidak pernah terlambat. Kecuali...
“Ada apa?” Suara Ama tenang.
“Celaka. Seluruh rombongan pengantin hilang!”
Seluruh keriuhan itu berubah hening.
“Hilang bagaimana, Rat?” sela Ama .
Rahi beranjak bangun.
“Perahu yang membawa rombongan hilang di tengah lautan. Kami menunggu di dermaga dan waktu kedatangan mereka sudah lewat. Pasang yang sangat tinggi menghadang kami saat kami berusaha mendekat ke tengah laut, posisi terakhir kami melihat titik perahunya. Anamea Mesambo hilang...”
Belum habis keheningan itu, suara-suara dari arah dapur pecah. Asap membumbung menggenapi seluruh ruangan. Ribut. Kacau.
Ya Tuhan...
“Kebakaran! Tolong! Tolong!
Panik.
Rahi ambruk setelah berteriak keras. Histeris seiring lalu-lalang orang-orang di rumah panggung itu. Semua mencoba melarikan diri.
Ket :
-Mpakavi`o vita = pernikahan tanah
-Ina = Ibu
-Ama = Bapak
-Ta`i ncombo = pakaian adat suku Moronene
- Co`o nta morasai nya cami = kau yang merasakannya bukan kami.
-Pesinca`a = pernikahan

 *FF ini tercipta kurang lebih 2-3 jam. Jadi kalau nemu `keganjilan` wajar saja. Saya gak sempat ngedit. Tau kenapa? Dikejar deadline *parah* 15 menit sebelum lomba ditutup barulah FF ini saya kirim. Ceritanya ini diikutkan dalam ujian semester di kelas CeNDoL

Annyeong..

Assalamu`alaikum...


Jam Leptop menunjukkan pukul 01:01 dini hari. Saya gak nyadar kalo udah jauh ditinggalkan malam dan hari kembali berganti saking seriusnya melototin leptop--ngutak-atik blog. Ah yaaa, udah genap sebulan gak ngepost di sini. Banyak hal terjadi selama 30 hari rentan April-Mei hingga detik ini. Ada yang membuat napas sesak, mata hujan, amarah mengetuk sabar dan aneka ragam rasa lainnya. Jujur, saya lebih banyak menangisnya hehe...

Laporan lengkap, singkat, padat dan gak makan waktu lama mengenai hari-hari yang saya lalui kemarin antara lain :

1. Naskah saya gagal lolos

Udah sering sih makanya saya enteng aja pas dapat kabar itu. Resiko berkompetisi kan emang seperti itu. Ada kalanya kau menjadi pemenang dan menjadi pihak yang kalah. Keduanya mengajarkan kita bagaimana mengendalikan emosi (ciiieeee). Senang yang gak berlebihan ketika menang, gak lupa bersyukur dan berlapang dada ketika kalah saraya mematri semangat agar lebih baik lagi di hari-hari mendatang. Toh, bukankah gak ada yang statis di dunia ini? Ibarat roda mobil, akan tiba waktunya kau berada di atas dan di bawah. Menang dan kalah setimpal dengan usaha yang kita tempuh. Thanks to Allah. Intinya adalah jangan menyerah! Hwaiting!

2.Saya mengalami degradasi `ketenangan`.

Kurang ajar betul yang tega mengusik saya hahaha. *abaikan* Bad Feeling. Kalo mau dipikir bukan salah siapa-siapa dan emang gak masuk akal kalo saya berniat mau nyalahin orang lha wong yang punya hati saya, yang bikin rusuh saya, yang nekat saya yang ah... sudahlah. Saya sudah kembali normal saat menulis ini. Hanya tinggal merenovasi apa yang `rusak` kemarin.

3.Saya abis beli 2 Novel baru. Lontara Rindu-S. Gegge Mappangewa dan Partikel-Dee *Kapan yak saya bisa nelurin novel sendiri? Taon depan? Aamiin :D

4. Labirin. Saya tertipu apa yang saya lihat tanpa menimbang macam-macam kemungkinan (ini rahasia tentang apa dan mengapa)

Di dalamnya, saya nyaris hilang wkwkwk *Labirin dalam tanda kutip yaaa... Oya, kemarin, saya nyasar gara-gara sok tau. Ceritanya abis beli eskrim di toko deket kompleks kos-an, saya mau pulang ngambil rute yang gak biasa saya lewati. Tapi karena satu hari sebelumnya saya lewat diboncengin bapak ojek, nekatlah kemudian saya lewati jalan itu. Over pede tingkat kecamatan dan taraaaa... yang ada saya malah muter-muterin kompleks Perum Dosen keburu eskrim saya meleleh sebelum tiba di kos-an hihi... jadi maluuuu. Untung gak ada yang ngenal saya.

5. Alhamdulillah, saya masih hidup ^^

Udah dulu ah laporan (gak) lengkap dari saya, udah ngantuk. Kapan-kapan dilanjutin lagi (walaupun gak ada yang minta). Besok buanyak agenda (mulai sok sibuk lagi). Hwaiting! Semangat! ^^
 Yang mau nonton final Liga Champion, have a nice battle! Saya dukung wasitnya aja hahaha. Take a rest, temans ^^