Surat Untukmu, Lelaki yang Mencintai Kopi
Dear, Kopi...
Hai. Apa kabarmu di sana? Aku harap kau selalu baik-baik saja. Sejujurnya aku membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk memutuskan menulis surat ini untukmu. Kau tahu kenapa? Karena surat ini boleh jadi berarti sebuah salam perpisahan dariku. Pisah tanpa sempat pernah bersama dalam hati. Percayalah, Surat ini tak akan pernah tiba ditanganmu. Aku pastikan tak ada pak pos yang akan datang menghampiri pintu rumahmu karena aku tidak berniat mengirimnya kepadamu. Kecuali kau benar-benar sakti hingga bisa menemukan surat ini.
Kau hening. Aku pembacamu.
Aku mencintaimu.
Di antara riuh cerita tentang Pramoedya, Soe Hoek Gie & Rendra. Ada cerita lain ikut terjalin. Kasat mata dan halus. Ya. Ketika tersadar aku telah terjatuh di tempat yang di kemudian hari terlalu sering memonopoli air mataku. Ah, cinta platonisku sayang...
Kau tahu aku mencintaimu. Itulah yang melukaiku. Kau tahu dan diam saja. Kau berada di tempat terbaikmu, mengamatiku tanpa berkata apa-apa. Tanpa sebuah kalimat yang bisa meyakinkanku bahwa aku tak sendirian dengan perasaan ini. Kau tak pernah melakukan apa-apa.
Itu tempo hari, sayang. Sekarang tidak lagi. Aku tak lagi memeluk luka sebab cintaku padamu, walaupun air mata ini masih rajin mengalir saban kali aku teringat padamu. Ahai, aku memang cengeng, bukan? Aku mencintamu. Kau tak mencintaiku tapi lebih dari mencintaiku. Maka itulah yang kusyukuri sekarang.
“Aku ingin berteman denganmu sampai aku mati.”
Terimakasih.
Seperti inilah kisah kita...
Pada sebuah hari yang biasa, kita bertukar cerita tentang Sastra, Filsafat, Psikologi, Politik dan hidup. Aku merasa telah menemukan apa yang pernah aku doakan kepada Tuhan. Kaulah penjelmaan doa itu. Lelaki yang mencintai kopi, malam dan buku-buku. Semakin sering aku bercengkrama denganmu maka semakin nyatalah aku kagum padamu. Kagum lalu cinta. Sebuah jembatan yang aneh, bukan? Orang-orang akan menganggap aku terlalu mudah jatuh hati padamu. Barangkali memang seperti itulah adanya. Aku, perempuan yang mudah jatuh hati. Tapi padamu, perasaan ini seolah mengakar subur. Menjelma cerita yang tiada lelah aku tuturkan pada sang waktu.
Perbincangan kita selalu seru.
Dan kau punya sebuah dunia yang kau huni. Sendirian. Tadinya aku bermaksud masuk dan turut serta tinggal bersamamu. Akan tetapi kau dengan halus menolak membuka pintu untukku. Duniamu hanya untukmu sendiri. Tidak ada tempat untukku di sana. Perih.
Kau menuntunku menemukan jalan bagaimana semestinya aku mencintaimu dengan sabar dan tekun. Kediamanmu yang hening. Kau tahu? Mencintaimu juga adalah melepaskanmu. Kau tahu bagaimana rasanya? bagi lelaki sepertimu yang mengaggap perkara ini terlampau sederhana bagi pehamamanmu bahkan tak cukup paham mengapa aku selalu terseok-seok menangisimu. Kau takkan pernah paham rupa cintaku sebab kau menakar semua ini dari kelogisanmu berpikir. Sedang aku menggenggamnya dengan rasa. Manalah sempat kompromi menyatukan kita?
Aku tidak lagi apa-apa.
Pepatah bijak berkata bahwasanya cinta adalah membiarkannya tetap pada tempatnya. Tak perlu menggenggamnya erat apalagi meminta balasan atas apa yang kita berikan sebab cinta adalah sebuah penerimaan. Menerima.
“Tetaplah mendoakanku agar menjadi orang baik.”
Aku selalu mendoakanmu.
Selalu.
Duhai lelaki yang mencintai kopi, malam & buku-buku...
Aku akan menyimpan kisah ini untuk anak-anakku kelak. Akan aku ceritakan pada mereka bahwa ibunya pernah jatuh cinta dengan seseorang yang baik namun merasa tak baik untuk ibu mereka. Anak-anakku pastilah tertawa mendengar ibunya tertolak seorang lelaki tampan. Kau boleh tertawa.
Ketahuilah, aku selalu memohon kepada Tuhan semoga kau & aku dikaruniakan waktu yang panjang agar kelak entah kapan dan dimana kita sempat bersua. Duduk bersama sebagai kawan lama di sebuah kedai kopi. Membincangkan Pramoedya, Soe Hoek Gie dan Rendra seperti yang sering kita lakukan sebelum cinta membawaku menjauh dari hatimu.
Aku baik-baik saja sekarang. Kau juga kan? Aku harap begitu. Kau pun harus baik-baik saja sekeras apapun dunia menempamu.
Always Remember You :)
*Episode-episode selanjutnya...
KB