Minggu, 05 Desember 2010

Surat Untuk Pemantik Dawai

jendela-jedelaku belum usai mengantar cerita tentangmu

tak peduli malam yang beringsut diam

atau siang yang demikian terik di musim abu-abu ini

bola-bola waktu sigap menuliskan riwayatmu di hatiku



ini belum usai, nak...

ucapmu sembari menerawang

jauh menembus dedaunan jambu air yang menjuntai nakal di bawah atap dapur rumah panggung kita



***

dan,

akan selalu kutemui denting-denting indah di keremangan wajahmu, Ibu

ada duka

luka

indah

jelaga

hening

pias

bangga

hujan rintik-rintik yang belum pernah usai sejak silam merebut segalanya

seribu kilat, yang entah apakah itu tak kutahu jelas

sebab,

akulah yang harus mencari matahari untuk hujan itu

agar pelangi beramai-ramai bertandang ke hatimu



*untuk Ibuku

cinta yang damai, menguatkan meski berupa-rupa biru mengerubuti

ini rahasia kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca tulisan ini,.. ^^