jendela-jedelaku belum usai mengantar cerita tentangmu
tak peduli malam yang beringsut diam
atau siang yang demikian terik di musim abu-abu ini
bola-bola waktu sigap menuliskan riwayatmu di hatiku
ini belum usai, nak...
ucapmu sembari menerawang
jauh menembus dedaunan jambu air yang menjuntai nakal di bawah atap dapur rumah panggung kita
***
dan,
akan selalu kutemui denting-denting indah di keremangan wajahmu, Ibu
ada duka
luka
indah
jelaga
hening
pias
bangga
hujan rintik-rintik yang belum pernah usai sejak silam merebut segalanya
seribu kilat, yang entah apakah itu tak kutahu jelas
sebab,
akulah yang harus mencari matahari untuk hujan itu
agar pelangi beramai-ramai bertandang ke hatimu
*untuk Ibuku
cinta yang damai, menguatkan meski berupa-rupa biru mengerubuti
ini rahasia kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca tulisan ini,.. ^^