Senin, 26 September 2011

[Surat Untuk Hati] Dear anakku...

Kejar, kejarlah mimpimu, Nak…
Jika kau kelelahan dan ingin menyerah, ingatlah bahwa doa ayah ibumu akan senantiasa menemani pijakan kaki-kakimu. Manakala kau terjatuh, lekas bangun. Bila hatimu pincang sebab luka-luka waktu yang menyita perih, ayah ibumu sungguh-sungguh menatapmu dari bentangan mil ini, nak. Kami melihatmu.
Ketahuilah, sejak awal kami percaya padamu. Kau tangguh, kau bisa, karena kami mencintaimu Nak. Jangan pernah menyerah anakku. Teguh pada hatimu, bawa ia kemuara cinta ALLAH. Hanya kepada ALLAH segala yang mungkin dan tak mungkin bersumber. Hanya kepada ALLAH, anakku.

Jumat, 23 September 2011

Piku-piku The Musical

Yuhhhuuuu...

Jreng! Jreeeeng!

Akhirnya setelah menimbang dan memikirkan dengan hati-hati *abaikan, aku mutusin mo bikin sinopsis drama The Musical! Semoga aku bisa menyelesaikannya sampe tamat, aamiin...

Nih aku share beberapa piku-piku dari drama The Musical... cekidot!
















makasih buat Uri Onnie Dewi dan Onnie Cha yang udah mau meladeni uneg-unegku... Akhirnya aku memberanikan diri juga! Hwaiting! :D

Insya Allah sinopsisnya tayang mulai minggu depan.

Cr foto : SBS, Shalimar sista @soompi
cyworld ,astagge, minje sista@soompi

Selasa, 20 September 2011

Pada Sebuah Persimpangan


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku Menyanyikan Kehilangan....

Tak ada jalan yang lebih sulit ditempuh selain menghadapinya. Aku harus menunduk sangat dalam agar bisa melihat dengan jelas.
Orang-orang sibuk dengan urusan dan pikiran masing-masing.  Kesedihan, kebahagiaan, apalagi? Bukankah kedua hal itu menjadi dua sisi utama kehidupan yang selalu bergantian menyapa hati kita? Banyak benar suara-suara yang menyambar-nyambar kepalaku. Bising. Demikian pula aku yang (selalu) sok sibuk memikirkan dan mencoba menebak apa yang kira-kira orang-orang di pinggir jalan, di pasar, di bawah kanopi ruko, di mana-mana ada manusia. Apa yang sedang mereka pikirkan? Apakah ada di antara mereka yang juga iseng mencoba menerka apa yang sedang aku pikirkan?
Dia yang masih sibuk berkutat dengan cintanya yang pelik. Cinta yang menurutnya selalu menyakitinya, cinta yang tak leluasa memberinya ruang bernapas. Ia masih saja seperti itu sejak setahun silam.
Dia, entah lukanya sudah sembuh atau malah masih terus saja mengucurkan darah hingga kini. Lagi-lagi masih karena cinta. Cinta? Apakah cinta hadir untuk menyakiti? Kedengarannya aneh dan sedikit picik.
Entahlah.
Jika benar cinta datang untuk misi seperti itu, lantas apa yang menyebabkan orang-orang itu tertawa, terbahak, tersenyum? Mereka berkata itu karena cinta.
Dan aku di sini. Memeluk sunyi. Aku juga masih mencari. Cinta? Mungkin. Aku sedang sibuk (mencari) wajahku. Sendiri. Aku sedang berburu cermin.
Hari ini, seseorang menghapus namaku dari hatinya karena aku tak cukup baik meladeni setiap keluh kesahnya.


Hatiku...
Ada apa dengan hatiku, Tuhan?
Ada ketakutan yang menyelip pelan-pelan....
Entah apa itu?
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku senang melihat kerumunan orang-orang yang tertawa lepas.
Melihat mereka membuatku ikut tertawa keras walau aku tak cukup paham apa yang sedang mereka tertawakan.
Aku gembira mendengarkan orang-orang itu bercerita tentang masa lalu.
Tentang kepedihan, kebahagiaan dan aneka perasaan lainnya dari masa lampau...
Entah kenapa...
Aku hanya ingin mencoba bahagia bersama dunia yang kulihat di depan mataku sebab ketika sendirian di dalam duniaku, ada sejumput ketakutan yang siap menelanku secepat kilatan cahaya...
Tuhan, aku tidak mengerti.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ajari aku bagaimana ikhlas itu...
Ajari aku bagaimana memaafkan diri sendiri...
Ajari aku bagaimana mengenali jalanku ini...
Tuhan, Allah yang maha penyayang, apa Kau mendengarku saat ini? Aku tahu dan sangat yakin Kau mendengarku.
Apa yang harus aku lakukan, Ya Rabb?
Tolong aku, aku benar-benar memohon pertolonganMu...
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
01 Sep. 11
Gelap.
Jalan ini aneh dan menyakitkan.
Ahai, tak ada jalan yang biasa-biasa saja­.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baiklah...
Aku mulai memahami tentang apa yang telah hatiku tulis mengenai dirimu.
Sekarang aku berani mengatakan ini bukan cinta.
Aku suka melihatmu,
Aku malu-malu dan selalu setengah mengintip wajahmu diam-diam,
Dulu aku juga memiliki gelagat semacam itu, bahkan hatiku sering berdebar kencang saat bertemu atau tanpa sengaja bersitatap denganmu.
Aku salah. Itu bukan cinta.
Aku tahu itu bukan cinta....
Ini hanya kamuflase dari perasaan bersalahku padamu yang berbanding lurus dengan kebaikanmu.
Aku akui akhir-akhir ini cuaca hatiku memang agak aneh. Liar. Rasanya buruk sekali. Aku ingin berlari meninggalkan ini semua dan memulai hal baru. Tapi itu bukan jalan keluar yang benar. Aku tak perlu meninggalkan apapun. Cukup bertahan dan menyelesaikannya.
Tolong, bersedialah memaafkanku.... mari kita lanjutkan hidup kita masing-masing. Dan ketahuilah bahwasanya aku selalu mengharapkan yang terbaik bagimu dan bagi perasaan kita.
Untuk seseorang yang pernah menyukaiku dengan tulus.....
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
01 september 2011 : 23.00
Tuhan, aku memohon semoga perasaan ini tidak datang di waktu yang salah. Semoga ia tepat waktu dan tidak terlalu cepat menemuiku. Aku takut.


Minggu, 18 September 2011

Episode Galau [Part 1]

Yup!
Ini bener-bener episode galau tingkat sedang. Ide nulis mendadak sunyi. Udah terbilang sebulan ini aku gak nulis satupun cerpen atawa novelet. Banyak naskah cerpen nanggung masih setia menunggu uluran keramahan hatiku. berasa mereka itu udah capek berteriak memanggil namaku, bahkan mungkin menangis... ah aku cuman pengen sedikit berlebai ria, gak masalah kan? Gak ada yang pengen muntah kan? hehe... ditambah lagi aku udah gak semangat ngikutin lomba manapun padahal ngeliat info-info lomba yang bejibun itu hatiku sedikit keder juga alias malu.

Woy, ente kenapa sih??

Cepetan nyadar napa?

Hadoh, kemana semangatmu yang dahulu meluap-luap itu, Nona Manis?  Sepertinya aku lagi butuh penyegaran lahir batin nih. Dikampus pun demikian halnya, gak betah berlama-lama. Abis masuk matkul pengennya terbang aja dari kampus, ke hotspotan seharian ampe mumet nih kepala.
Ya Allah... ada apa dengan hatiku? Ada apa dengan perasaanku? Engkau yang Maha membolak-balikkan hati manusia, Engkau yang sanggup mencabut kegalauan ini dari garis ingatan hamba. Ya Rabbku, ingatkanlah aku jikalau ada khilaf, jangan biarkan aku berjalan di kegelapan ini sendirian... jangan biarkan hamba lalai dan menjauh dari hikmah jalan menujuMu, kuatkanlah tapak-tapak kakiku ini agar senantiasa menujuMU. Allahumma amiin...


 Filaaaaa....! Semangat sayaaaaang!! ^_____^

Kamis, 15 September 2011

[sinopsis Film] Hello Brother

Director : Lim Tae-hyeong(임태형)

Cast : Park Ji-bin(박지빈)
Bae Jong-ok(배종옥)

Genre : Drama
Running Time : 95min
Opening Date : May 27, 2005

Film Hello Brother merupakan film yang mengambil tema keluarga dan kehidupan anak-anak di lingkungan. Film apik ini sanggup membuat mata kita gerimis bahkan banjir sekaligus melihat tingkah polah seorang anak laki-laki yang mencoba mencari jati diri dan menaklukan kenakalan di dalam dirinya melalui petualangan tak terlupakan sepanjang hidupnya. Film ini  mengisahkan tentang dua anak laki-laki bersaudara yaitu Jang Hanbyul (15 thn) dan adiknya yang bernama Jang Hani (12). Dua karakter ini berdasarkan karakter asli Sul Hee dan Chang Hee.

Jang Hani merupakan gambaran sosok bocah laki-laki nakal untuk ukuran anak-anak seusianya. Ia terkenal di kalangan teman-teman sekolahnya sebagai seorang anak yang patut dhindari jika tak ingin tertimpa masalah. Di kelas ia tak pernah akur dengan Jun Tae. Tepatnya, Jang Hani tak punya satupun teman akrab.
Suatu hari, saat Bu Guru sedang mengajar di depan kelas, Jang Hani tidak bisa berkonsentrasi karena perutnya mulas luar biasa. Ia duduk gelisah di bangkunya seraya mencari sela agar bisa meminta izin keluar pada Bu Guru. Dasar anak nakal, ia malah terlibat `acara` bermain kartu bergambar (aku gak tau namanya apa) bersama salah seorang anak laki-laki yang duduk berdampingan dengannya. Anak-anak lain bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Bu Guru. Saat tiba giliran Hani, ia mencoba meminta izin keluar ke kamar kecil yang disambut penolakan Bu Guru, Bu Guru justru menyuruh Hani melanjutkan jawaban teman-temannya.  Kesal, Hani dengan santainya memberikan jawaban `liar` sehingga membuat kelas mendadak sunyi. Beberapa anak menyeringai takut mendengar jawaban yang diberikan Hani. Beruntung bel istirahat berdentang sehingga Hani tak sempat kena hukuman.




Hani segera ngacir ke kamar kecil sambil memegang bokongnya. Kebelet :).
Hani menemui Jang Hanbyul, kakaknya yang sedang memimpin teman-temannya berolahraga  di ruang olahraga. Ternyata Hanbyul juga tidak bisa mengikuti pelajaran selanjutnya karena merasa tidak sehat.
Ketika pulang ke rumah, Hanbyul segera membantu Hani membersihkan diri (ternyata Hani e`e di celana saking gak tahannya ckckckck... nih anak).



Sementara Hani asyik bermain game, Hanbyul dengan tenang meminum obatnya. Menyetel alarm jam dan meminta adiknya agar membangunkannya ketika alarm berbunyi.
Dugaanku bener, Si Hani gak ngebangunin kakaknya. Ia malah mematikan alarm. Ngegemesin gak sih.
Hanbyul menggigil kesakitan dalam tidurnya. Keringat membasahi wajah dan badannya. Saat itulah Ibu mereka pulang sehabis bekerja. Melihat anak-anaknya pulang sebelum jam sekolah berakhir, Eomoni marah besar dan (sepertinya) sudah menjadi kebiasaan jika ada yang melakukan kesalahan maka ia akan diberi hukuman berupa pukulan di pantat. Eomoni menyalahkan Hanbyul karena ia tak bisa membimbing adiknya dan justru menurutkan keinginan adiknya untuk bolos.
Ketika hendak melayangkan pukulannya, Eomoni terkejut menyaksikan Hanbyul yang mendadak muntah dan terhempas lemas. Hani juga ikut kaget.



Dan dari situlah perjalanan panjang dimulai.

                                     


Rotasi kehidupan keluarga itu seketika tatkala dokter menunjukkan hasil pemeriksaan kesehatan Hanbyul. Ada semacam tumor di dalam kepalanya yang mengancam penglihatannya secara pelan-pelan. Ibu dan ayah Hanbyul-Hani kaget dan tentu saja bersedih. Duh, liat gimana ekspresi Eomoninya hanbyul-Hani waktu tau putera tertuanya terkena penyakit yang mematikan bikin aku ikutan nangis. Di sini jelas terlihat, walaupun dibandingkan ayah Hanbyul-Hani, Eomoninya lebih `galak` saat harus berurusan dengan kenakalan yang diciptakan anak-anaknya, jauh di dasar hatinya ia lebih dalam terluka dan tidak bisa leluasa menyembunyikan kesedihan bila ada sesuatu hal menimpa anak-anaknya. Aku juga jadi nyadar, betapapun ibu kita galaknya gak ketulungan dan doyan banget ngomel tapi kasih sayang ibu tak tertanding apapun di dunia ini.




Film ini berarti sesuatu banget. Pesan yang diusung berupa kasih sayang keluarga dan persahabatan di antara anak-anak mengajarkan kita banyak hal. Film ini masuk kategori high recomended bagi yang belum sempat nonton dan bagi yang udah nonton wajib mengajak orang lain menonton film ini! Utamanya untuk anak-anak!
Kita akan melihat bagaimana Hani pelan-pelan menemukan arti sebuah pertemanan & arti kebersamaan . Walalupun sempat cemburu dan kesepian karena orang tuanya lebih fokus pada perawatan Hanbyul, Hani tak lantas membenci kakaknya. Belum lagi kehadiran seorang anak laki-laki yang senasib dengan Hanbyul yaitu mengidap tumor/kanker dan selama tiga tahun mejalani perawatan di rumah sakit (ruang rehabilitasi penderita kanker) yang sedikit pula mencuri perhatian kakaknya ditambah pertikaiannya dengan Jun tae. Lalu bagaimana kemudian Jang Hani menyelesaikan semua urusan itu dengan caranya sendiri? Apakah Jang Hanbyul bisa melewati penyakitnya?





Betapa menyentuhnya film keluarga ini. Segera tonton ya....

Cr Foto : koreanmovie & Fila
Sinop : Me

[Sinopsis KDrama] The Musical

Title : The Musical (더 뮤지컬)  
Genre:  Drama, Musical
Director:  Kim Gyung Yong
Scriptwriter : Kim Hee Jae (Silmido, Public Enemy Returns)  
Cast : Goo Hye Sun, Daniel Choi, Ock Joo Hyun, Park Ki Woong, Ki Eun Sae, Park Gyung Lim  
Production Company : DVS  
Broadcast Station : SBS  
Broadcast Period: 2011-Sep-02 to 2011-Dec-16  
Broadcast Times : Fridays at 9:55pm  
Number of Episodes : 16  
Country in which to air:  Republic of Korea
tion

'The Musical' merupakan drama Korea pertama dengan setting dari sebuah musik. Goo Hye Sun akan memainkan karakter 'Go Eun Bi', yaitu seorang mahasiswa kedokteran yang bermimpi menjadi seorang aktor musik, dan Choi Daniel akan memerankan karakter 'Jae Hong Yi, komposer musik terbaik dari Broadway.




Seorang pejabat dari tim penulisan menyatakan, "Ini adalah drama pertama dengan pengaturan musik, dan aktor utama drama itu akan memamerkan kemampuan menyanyi dan menari berwarna-warni. Dengan dua tahun perencanaan dan pra-produksi dikombinasikan dengan cerita yang solid, kami berencana untuk  menyajikan dengan humor segar dan emosi kepada penonton".
 
'The Musical' akan berisi 16 episode dan telah disiarkan episode pertama itu pada 2 September melalui SBS

Main Cast :

Go Eun Bi (Go Hye Sun)
Go Eun Bi merupakan seorang mahasisa kedokteran di Universitas terkenal tapi ia bercita-cita menjadi seorang aktris musik. Karena kecintaannya pada musik, ia mengambil cuti dari sekolah kedokteran dan mencoba untuk terjun dalam dunia musik. Namun, karena beberapa kekurangan yang ia miliki seperti, pembatasan rendah-pitch, vokal, ia bahkan mendapatkan sebuah rekor karena gagal audisi 80 kali. Lalu ia mendengar tentang audisi untuk memilih aktor musik laki-laki dan tanpa pikir panjang ia mencoba untuk mengikuti audisi tersebut dengan berpakaian sebagai seorang pria (nekat.com).

Dalam berbagai usahanya agar eksis di dunia musik, Go Eun Bi bertemu
Hong Jae Yee (HJY) ( Daniel Choi). Dan dimulailah episode romantis nan kocak dari dua Couple ini.

Hong Jae Yee (HJY) ( Daniel Choi)
Karakternya digambarkan sebagai seseorangkomposer musik yang jenius dan juga sangat kaya. Dia memiliki semuanya dan mendapatkan apa yang dia inginkan. Tapi karena sesuatu yang terjadi di masa lalu Hong Jae Yee berubah menjadi seseorang yang dingin dan membenci musik Opera.


Yoo Jin (Park Ki Woong)
Seorang produser musik berkepala dingin, dan akan terlibat masalah romantis sebagai orang ketiga dari cinta segitiga dengan Go Eun dan Hong Jae.
Dia menjalin ubungan karakter
Seo Ra Kyung (Ki Eun Sae) . Dia tidak percaya pada apa pun kecuali uang logika dan profitabilitas. Hubungan dengan ayahnya bermasalah. Setelah bertemu Go Eun Bi, Yoo Jin mulai merubah hatinya.

Bae Gang Hee (Ock Joo Hyun)   
Seorang diva musik. Bae Gang Hee pernah menjalin hubungan dengan Hong Jae Yee.
Seo Ra Kyung (Ki Eun Sae)
 Seo Ra Kyung seorang wanita profesional yang berusaha keras melindungi hubungannya dengan Yoo Jin.

Additional Cast
Sa Bok Ja (Park Gyung Lim)  
Han Sang Won (Kim Hyun Sung)  
(Jung Young Sook)
Oh Jung Se as Goo Jak
Kim Yong Min (김용민) as Joon Hyuk
Kim In Seo as Sang Mi
Lee Do Kyung as Eun Bi’s father
Jung Young Sook as Yang Soon Yi
Kang Ji Hoo as Hyun Kwang Seo
Cha Kwang Soo as Yoo Jin Young
Ahn Yeo Jin as Sun Hee
Park Geun Hyung as President Yoo
Jo Won Hee (조원희)
Lee Ji Hyung (이지형) as Yoo Jae Joon
Kim Jin Ho (김진호) as President Seo
Choo So Young
Jung Tae (정태)



Source & Credit Via : Soompi & Lautan Indonesia
Trans : Me

Minggu, 11 September 2011

[Sinopsis KDrama] Oh My Lady!

Sinopsis 

Seorang ibu rumah tangga yang berani, Yoon Gae Hwa, memutuskan untuk bekerja sebagai pembantu dari seorang artis terkenal bernama Sung Min Woo untuk mendapatkan cukup uang. Dia memerlukan uang itu untuk mendapatkan hak asuh atas putrinya dari mantan suaminya. Suasana aneh terasa ketika kedua orang itu tinggal bersama.

Cast :
Chae Rim as Yoon Gae-hwa

Choi Si-won as Seong Min-woo

Lee Hyeon-woo as Yoo Si-joon

Park Han-byeol as Hong Yoo-ra
Sinopsis Oh My Lady! Episode 1 
Sinopsis Oh My Lady! Episode 2
Sinopsis Oh My Lady! Episode 3
Sinopsis Oh My Lady! Episode 4
Sinopsis Oh My Lady! Episode 5
Sinopsis Oh My Lady! Episode 6
Sinopsis Oh My Lady! episode 7
Sinopsis Oh My Lady! Episode 8
Sinopsis Oh My Lady! Episode 9
Sinopsis OH My Lady! Episode 10
Sinopsis Oh My Lady! Episode 11
Sinopsis Oh My Lady! Episode 12
Sinopsis Oh My lady! Episode 13
Sinopsis Oh My Lady! Episode 14
Sinopsis Oh My Lady! Episode 15
Sinopsis Oh My Lady! Episode 16 (Final)


Cr : @zoladiaries.blogspot, @KoreanChingu, @meylaniaryanti.wordpress

[Catcil] Ini Karena Bapak dan Ibuku

Seperti inilah Bapak dan Ibu mengajari kami. Aku baru menyadari ini setelah aku menginjak usia duapuluhan. Bapak dan Ibu tidak mengajari kami lewat banyaknya kata-kata mengandung nasihat tetapi tersirat lewat apa yang mereka lakukan terhadap kami. Jika dahulu aku menganggapnya sebagai bentuk ketidakadilan yang diberikan kepada kami (khususnya aku sebagai anak tertua), hari ini aku dengan hati terbuka meralat tuduhanku itu.
Apa yang dilakukan Bapak dan Ibu tak lain adalah untuk menanamkan modal moral untuk kami anak-anaknya, bekal melanjutkan kehidupan di kemudian hari. Di masa depan.
Sejak di bangku sekolah dasar, aku termasuk anak yang berprestasi. Aku selalu masuk tiga besar di kelas. Memasuki bangku kelas 3 SD aku berhasil merebut posisi pertama. Itu berlangsung hingga aku tamat sekolah dasar. Jika boleh menilai diri sendiri maka aku akan bilang kalau aku ini termasuk anak yang selalu diperhitungkan :D *silahkan protes
Setahuku dan sesuai apa yang aku lihat, anak-anak yang berprestasi pasti akan menerima pelukan hangat dan aneka macam hadiah dari orang tua mereka. Pikiran kanak-kanakku memberontak. Lalu kenapa aku tidak menerima apapun dari Bapak-ibuku? Tidak pelukan dan ucapan bangga, tidak pula hadiah semacamnya? Aku juga ingin merasakan apa anak-anak seusiaku rasakan. Aku juga menginginkan kebahagiaan seperti mereka. Kala itu aku tidak berani memberikan protesku secara frontal kepada bapak-ibuku. Hingga aku beranjak dewasa, aku menemukan sendiri jawabannya.
Kenapa? Aha, ternyata jawabannya sangat sederhana dan membuatku tertegun lalu menangis haru. Bapak-ibuku yang baik hati.... bapak dan ibuku menginginkanku tumbuh secara sederhana dan tidak manja. Coba bayangkan bila setiap meraih prestasi aku diembel-embeli hadiah ini-itu, bukankah aku akan membentuk pribadi manja yang akan selalu mengharapkan imbalan dari setiap kebaikan yang aku lakukan? Bagi sebagian orang, menerima imbalan hadiah atas prestasi yang diraih adalah sah-sah saja dan itu memang wajar. Tetapi bagi orang yang hidupnya sederhana seperti bapak dan ibuku, yang seperti itu akan mempengaruhi perkembangan kami, anak-anaknya. Apa jadinya jika kami selalu mematok hadiah atas prestasi yang kami raih? Aku tidak bisa membayangkan betapa akan repotnya bapak-ibuku. Secara tak langsung bapak dan ibuku juga menyisipkan pelajaran bahwa melakukan sesuatu yang baik tak usah mengharapkan umpan balik dari orang lain. Bahwa sejatinya, setiap kita melakukan kebaikan tak lain adalah untuk memenuhi lumbung-lumbung hati kita yang kosong. Mengisinya dengan hal-hal baik dan entah kapan, di hari depan nanti, Tuhan akan membalasnya dengan jalan yang manis dan tidak kita sangka-sangka. Jika berprestasi adalah kebaikan maka itu adalah bekal kita di masa depan.
Ada lagi satu cerita yang sarat makna dari bapak-ibuku. Tahukah kawan? Semenjak memasuki bangku sekolah aku telah diepas  bebas oleh bapak-ibuku. Saat bersekolah di sekolah dasar aku belum terlalu merasakan hal itu sebab ibuku mengajar sebagai guru agama di sekolah tempatku menuntut ilmu. Lagi-lagi aku menyadari ini setelah aku berada jauh dari mereka. Memasuki masa penerimaan siswa baru di bangku Madrasah Tsanawiyah dan SMU hingga menginjak bangku perkuliahan, baik bapak dan ibuku tidak pernah turut andil mengantarku melakukan pendaftaran. Aku melenggang sendirian seperti anak ayam kehilangan induknya. Apakah aku bersedih? Jelas sekali kawan aku memendam kesedihan. Terlebih melihat anak-anak lain datang ke tempat pendaftaran ditemani orang tua mereka. Aku sendirian. Lalu ketika tiba hari penerimaan raport, selalu sama. Situasi yang tak pernah berubah.
Bapak dan ibuku ingin mengajariku mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Aku rasakan betul manfaat itu ketika aku resmi menjadi anak perantauan di tanah orang tanpa bapak-ibuku. Aku tidak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi dengan lingkungan asing sebab aku telah terbiasa melakukan banyak hal sendirian tanpa aba-aba dari bapak-ibuku. Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku bisa bepergian sendirian ke seberang pulau. Lihatlah... aku bisa! Makna lain yang aku tangkap adalah bahwa bapak-ibuku dengan sadar dan jujur menaruh keperayaan di pundakku. Mereka mantap memercayaiku. Mereka mengajariku (secara tak langsung) untuk menghargai kepercayaan yang diberikan padaku.
Kawan, percayalah.... cinta orang tua kita adalah ketulusan. Tidak sekarang, tetapi aku sangat yakin kelak kau pun akan menyadari tak ada cinta yang melebihi ketulusan cinta bapak dan ibu kita di dunia ini. Aku bersyukur Allah SWT telah menjadikan aku anak bapak dan ibuku. Jika ada yang menanyakan padaku apa yang membuatku kuat berdiri di atas kakiku sendiri hingga detik ini, aku tak akan ragu untuk menjawab : dari sekian banyak hal, salah satunya adalah karena bapak dan ibuku.... ^_______^

Kamis, 08 September 2011

Potongan-potongan Puisiku

 1
Ada kesepian yang menyempit bersama rindu yang mulai terasing di tempat-tempat bising

Aku tak ubahnya ringkih bulan Desember yang diam-diam menyepi ditinggalkan waktu, penghabisan tahun
Dilupakan pelan-pelan bersama hujan

Barangkali mereka akan ingat kembali kalau ada sedikit cerita terselip di antara tanggal-tanggal basahnya

Demikianlah aku, kenangan...

2
Aku tidak pintar berpuisi
Kata-kataku mentah, mental dan mati tak bermakna

Aku tak terlalu akrab dengan kiasan
Hanya karena lantaran kepepet aku asal comot kata agar aku tetap baik-baik saja

Aku tak mengerti larik, bait dan baris
Aku ketakutan mendengar rima, diksi dan lirik...

Aku menyukai puisi
Cinta, rindu, air mata, manusia, kematian, kesakitan, tragedi, itu semua puisiku

Aku ini puisi
Aku ini kehidupan
Aku dibunuh puisi....
Aku di dalam puisi

*Terus belanjut, karena kehidupan adalah puisi (bagiku)

Catatan Di Penghujung Bulan Agustus (Hatiku)

Apa yang akan kau lakukan saat terjadi hal yang tidak kau inginkan?

Sahabatku tersayang menanyakan ini padaku. Ah, sebuah pertanyaan sederhana sekaligus sulit. Sederhana sebab aku teramat sering melontarkan pertanyaan semacam itu pada diriku sendiri. Saking rajinnya aku bertanya aku sampai lupa alasan mengapa aku harus bertanya demikian. Sulit, aku bilang begitu karena aku khawatir ia akan menertawakanku jika aku memberinya jawaban yang kedengarannya teoritis.

Apa yang akan aku lakukan saat sesuatu yang tak kuharapkan terjadi? Pertama, menangis (karena aku cengeng). Kedua, diam-diam mengirim pertanyaan rahasia pada Tuhan (karena aku penyendiri). Ya. Tak terhitung sudah berapa kali rencanaku menabrak kegagalan. Tak terhitung lagi berapa kali aku harus mengelus dada gara-gara keinginanku justeru menguap sia-sia tanpa penyelesaian sempurna. Aku juga sering menangis, sedih tak ketulungan karena ada saja kejadian luar biasa di luar kendaliku. Jika sudah seperti itu aku akan berdiam diri, mengamati sekitarku, berbicara pada diriku sendiri. Setelah reda biasanya aku berusaha sebisa mungkin berdamai dengan sikon. Tentu saja harus seperti. Akan lucu dan memalukan kalau aku terus menerus menangis di pojokan kamar, mencari-cari siapa yang cocok untuk kupersalahkan. Memang sudah seperti itu, aku tahu aku tak punya kuasa mengatur kejadian demi kejadian agar sesuai dengan yang kuinginkan. Itu namanya manusia tak tahu malu.

Tuhan bukan pesuruh yang bisa ditunjuk seenak jidat untuk memenuhi keinginan-keinginan kita.
Ini adalah kekuatan terbesarku sehingga aku masih merasa cukup kuat menghadapi kegagalan dan kehilangan. Bukan berarti aku kebal terhadap itu semua. Sebisa mungkin aku belajar dan terus belajar mengenali kekuatanku lewat kegagalan dan kehilangan. Ahai, aku (juga) manusia :)

Libur Telah Usai

Assalamu`alaikum saudara-saudariku...

Pa kabar?

Selamat Hari Iedul Fitri bagi sobat yang merayakannya.



Sebelum hari kemenangan ini berlalu dengan segera secepat kilatan cahaya, mohon maaf lahir batin yaaa... Semoga Allah senantiasa menyatukan hati-hati kita agar senantiasa bernaung di jalan-Nya yang sangat indah ini. *Bulan Ramadhan, i miss u
Gimana liburan kali ini? Mudiknya lancar? Whooooaaaa....

Ini postingan pertamaku setelah balik mudik. Kangen berat sama blogku tersayang ini hohoho *padahal dulu biasa ditelantarin seenak hati.
Ehhmmm, bingung mo posting apa. *Dipentungin.

Ummm, ngomong-ngomong soal drama Korea yang ingin aku buatin sinopsisnya, aku masih timbang mikir (pengen recap dramanya Siwon Suju yang berjudul Poseidon, tayang di Korea tanggal 19 September mendatang).  Liat perkembangan selanjutnya dah...

Tar dulu deh, aku mo mengkhususkan postingan ini dalam suasana Hari Kemenangan. Ciiiihuuuuuiiiii...!!!