--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku Menyanyikan Kehilangan....
Tak ada jalan yang lebih sulit ditempuh selain menghadapinya. Aku harus menunduk sangat dalam agar bisa melihat dengan jelas.
Orang-orang sibuk dengan urusan dan pikiran masing-masing. Kesedihan, kebahagiaan, apalagi? Bukankah kedua hal itu menjadi dua sisi utama kehidupan yang selalu bergantian menyapa hati kita? Banyak benar suara-suara yang menyambar-nyambar kepalaku. Bising. Demikian pula aku yang (selalu) sok sibuk memikirkan dan mencoba menebak apa yang kira-kira orang-orang di pinggir jalan, di pasar, di bawah kanopi ruko, di mana-mana ada manusia. Apa yang sedang mereka pikirkan? Apakah ada di antara mereka yang juga iseng mencoba menerka apa yang sedang aku pikirkan?
Dia yang masih sibuk berkutat dengan cintanya yang pelik. Cinta yang menurutnya selalu menyakitinya, cinta yang tak leluasa memberinya ruang bernapas. Ia masih saja seperti itu sejak setahun silam.
Dia, entah lukanya sudah sembuh atau malah masih terus saja mengucurkan darah hingga kini. Lagi-lagi masih karena cinta. Cinta? Apakah cinta hadir untuk menyakiti? Kedengarannya aneh dan sedikit picik.
Entahlah.
Jika benar cinta datang untuk misi seperti itu, lantas apa yang menyebabkan orang-orang itu tertawa, terbahak, tersenyum? Mereka berkata itu karena cinta.
Dan aku di sini. Memeluk sunyi. Aku juga masih mencari. Cinta? Mungkin. Aku sedang sibuk (mencari) wajahku. Sendiri. Aku sedang berburu cermin.
Hari ini, seseorang menghapus namaku dari hatinya karena aku tak cukup baik meladeni setiap keluh kesahnya.
Hatiku...
Ada apa dengan hatiku, Tuhan?
Ada ketakutan yang menyelip pelan-pelan....
Entah apa itu?
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku senang melihat kerumunan orang-orang yang tertawa lepas.
Melihat mereka membuatku ikut tertawa keras walau aku tak cukup paham apa yang sedang mereka tertawakan.
Aku gembira mendengarkan orang-orang itu bercerita tentang masa lalu.
Tentang kepedihan, kebahagiaan dan aneka perasaan lainnya dari masa lampau...
Entah kenapa...
Aku hanya ingin mencoba bahagia bersama dunia yang kulihat di depan mataku sebab ketika sendirian di dalam duniaku, ada sejumput ketakutan yang siap menelanku secepat kilatan cahaya...
Tuhan, aku tidak mengerti.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ajari aku bagaimana ikhlas itu...
Ajari aku bagaimana memaafkan diri sendiri...
Ajari aku bagaimana mengenali jalanku ini...
Tuhan, Allah yang maha penyayang, apa Kau mendengarku saat ini? Aku tahu dan sangat yakin Kau mendengarku.
Apa yang harus aku lakukan, Ya Rabb?
Tolong aku, aku benar-benar memohon pertolonganMu...
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
01 Sep. 11
Gelap.
Jalan ini aneh dan menyakitkan.
Ahai, tak ada jalan yang biasa-biasa saja.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baiklah...
Aku mulai memahami tentang apa yang telah hatiku tulis mengenai dirimu.
Sekarang aku berani mengatakan ini bukan cinta.
Aku suka melihatmu,
Aku malu-malu dan selalu setengah mengintip wajahmu diam-diam,
Dulu aku juga memiliki gelagat semacam itu, bahkan hatiku sering berdebar kencang saat bertemu atau tanpa sengaja bersitatap denganmu.
Aku salah. Itu bukan cinta.
Aku tahu itu bukan cinta....
Ini hanya kamuflase dari perasaan bersalahku padamu yang berbanding lurus dengan kebaikanmu.
Aku akui akhir-akhir ini cuaca hatiku memang agak aneh. Liar. Rasanya buruk sekali. Aku ingin berlari meninggalkan ini semua dan memulai hal baru. Tapi itu bukan jalan keluar yang benar. Aku tak perlu meninggalkan apapun. Cukup bertahan dan menyelesaikannya.
Tolong, bersedialah memaafkanku.... mari kita lanjutkan hidup kita masing-masing. Dan ketahuilah bahwasanya aku selalu mengharapkan yang terbaik bagimu dan bagi perasaan kita.
Untuk seseorang yang pernah menyukaiku dengan tulus.....
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
01 september 2011 : 23.00
Tuhan, aku memohon semoga perasaan ini tidak datang di waktu yang salah. Semoga ia tepat waktu dan tidak terlalu cepat menemuiku. Aku takut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca tulisan ini,.. ^^