Kamis, 22 November 2012

Nothing to Lose, So...

I have to move on, because i know it’s been too long. I’ve got to stop the tears, give my faith and be strong...
I try to take it all eventhough it’ so hard...
Mendengar lirik lagu milik Maher Zein di atas membuat saya tertegun dan tanpa sadar menitikkan air mata. Begitu saja... haru menelanjangi perasaan saya seketika dan agak lama. Sepotong lirik tersebut menurut saya sangat menyentuh dan menembak sasaran yang tepat. Mirip sebuah ajakan kuat kepada saya yang (sebenarnya) sangat rentan down, putus asa, dan nggak mau bilang ke siapapun. Dieeem aja. Akibatnya yah orang-orang yang ngaku temenan sama saya, kerap menilai saya sepihak memakai sudut pandang yang mereka punya. Aih, andai saja mereka tahu nun jauh di dalam hati saya terlalu banyak hal yang tidak terkatakan. Saya memang menyedihkan tetapi saya tidak dan belum ingin menyerah sekalipun saya dianggap tidak serius.
Berapa kilo sih berat masalah kamu sampai membuat wajahmu tertekuk dalam begitu? Emang kalo merenung dan tertenung masalah, lantas segalanya menemu akhir, selesai, tamat, wassalam? Kagak, neng!
Aduh, berasa nih blog isinya curhat masalaaaah mulu! Hihi...
Back to topic. Saya ini kan orangnya suka kebanyakan mikir. Adek saya yang nomer satu aja setuju kalo kakaknya ini seperti punya satu dunia sendiri yang hanya ada satu penghuni tetapnya yaitu, saya! Dan saya kalo lagi ditubruk sesuatu yang bikin kepala cenat-cenut, kening berkerut bertingkat-tingkat mirip tangga rumah panggung saya di kampung (hadeh! Baca : masalah), saya biasanya berubah sangat pendiam. Di kamar kosan, adek saya sering merasa terzolimi gara-garanya saya demen banget nggak menggubris dirinya. Dia sibuk ngerjain apa, saya sibuk ngutak-atik leptop. Kalo dia nanya sesuatu, saya lebih sering nggak ngejawab, yah karena itu... larut dalam alam pikiran bawah sadar. Ckckckck, kakak yang baiiiik.
Sudah hampir sepekan ini saya menempatkan lagu So Soon-nya Om Maher Zein di playlist lepi tercintah. Satu-satunya lagu yang saya putar. saya menemukan ‘sesuatu’ yang hilang. Di tengah kegalauan mahasiswa tingkat akhir yang melnada hari-hari saya belakangan ini, saya berusaha melakukan yang terbaik sesuai kapasitas saya. Dan dari hasil usaha itu, saya menemukan berbagai macam bentuk kelemanah yang selama ini menggerogoti saya. Ya Ampuuuuun, ternyataaaa....
Resep keren untuk bisa mengenal diri sendiri yaitu dengan cara melakukan observasi terhadap diri sendiri. Jujur mengakui kelemahan, berani berjanji, menukar ketakutan dengan komitmen demi perubahan yang jauh lebih baik di hari-hari depan (Aamiin, Insya Allah). Inget, komitmen! Okeh.
Tidak ada jalan lain, harus melanjutkan langkah bersama resiko yang mengikutinya.
I have to move on...
Stop the tears...
Be strong...
Setiap kisah sudah punya takdirnya masing-masing, demikian pula kisah hidup seorang Nafilah Nurdin. Si pendiam yang pengen dilihat ‘bahagia’ maka jadilah ia bahagia di depan teman-temannya. Yang sering jadi tempat curhat sampe-sampe ia lupa bagaimana cara curhat/bercerita yang nyaman hingga pada akhirnya segala ceritanya ia simpan sendiri. Yang masih suka ragu-ragu di wilayah abu-abu, yang punya segudang rencana dan mimpi walau masih tertatih berkenalan dengan tantangan. Ya, she’s not a super women, but always try to take a right way.
Malam ini saya kembali bisa menyapa kamar kosan tercinta setelah empat malam nginep di rumah sakit menemani Bibi/tante saya yang habis lahiran via operasi besar. Alhamdulillah, sepupu saya nambah satu cowok. Saya punya kabar bahagia lainnya, kawan saya ada yang walimah hari ini. Hoho, mendadak inget target nikah di usia 26 taon. Lets see, manusia kan hanya sebatas merencanakan dan mengusahakan. Urusan lainnya ada di tangan Allah...
Selalu ada kabar bahagia terselip. Selalu ada hikmah dibalik air mata. Selalu ada jalan keluar. Iya, kan? Menulis benar-benar terapi menyehatkan jiwa ^^

2 komentar:

  1. Persis seperti saya: Sanguin, ya? Pernah suatu ketika saya sakit dan sediiih sekali. Apa pasal? Tidak ada yang menemani saya ketika sakit, bahkan untuk makan pun harus pergi keluar sendiri. Kawan-kawan nggak ada yang percaya aku sakit. Begitulah, mbak. Resiko orang ceria, kalau sedang susah 'terkadang' nggak ada yang percaya. Hehehe. But keep goin' forward. Don't back down. :)

    BalasHapus
  2. Terimakasih, Arsjad...
    Saya agak unik (apa aneh ya?). Apapun itu, sepanjang kehadiran saya bikin orang lain bahagia... saya pun turut bahagia. Kan kata Rasulullah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain (bener gak nih kutipannya?) :D

    Semangaaat!!

    BalasHapus

Terimakasih sudah membaca tulisan ini,.. ^^