I have to move on, because i know it’s been too
long. I’ve got to stop the tears, give my faith and be strong...
I try to take it all eventhough it’ so hard...
Mendengar lirik
lagu milik Maher Zein di atas membuat saya tertegun dan tanpa sadar menitikkan
air mata. Begitu saja... haru menelanjangi perasaan saya seketika dan agak lama.
Sepotong lirik tersebut menurut saya sangat menyentuh dan menembak sasaran yang
tepat. Mirip sebuah ajakan kuat kepada saya yang (sebenarnya) sangat rentan
down, putus asa, dan nggak mau bilang ke siapapun. Dieeem aja. Akibatnya yah
orang-orang yang ngaku temenan sama saya, kerap menilai saya sepihak memakai sudut
pandang yang mereka punya. Aih, andai saja mereka tahu nun jauh di dalam hati
saya terlalu banyak hal yang tidak terkatakan. Saya memang menyedihkan tetapi
saya tidak dan belum ingin menyerah sekalipun saya dianggap tidak serius.
Berapa kilo sih berat masalah kamu sampai
membuat wajahmu tertekuk dalam begitu? Emang kalo merenung dan tertenung
masalah, lantas segalanya menemu akhir, selesai, tamat, wassalam? Kagak, neng!
Aduh,
berasa nih blog isinya curhat masalaaaah mulu! Hihi...
Back to
topic. Saya ini kan orangnya suka kebanyakan mikir. Adek saya yang nomer satu
aja setuju kalo kakaknya ini seperti punya satu dunia sendiri yang hanya ada
satu penghuni tetapnya yaitu, saya! Dan saya kalo lagi ditubruk sesuatu yang
bikin kepala cenat-cenut, kening berkerut bertingkat-tingkat mirip tangga rumah
panggung saya di kampung (hadeh! Baca : masalah), saya biasanya berubah sangat
pendiam. Di kamar kosan, adek saya sering merasa terzolimi gara-garanya saya
demen banget nggak menggubris dirinya. Dia sibuk ngerjain apa, saya sibuk
ngutak-atik leptop. Kalo dia nanya sesuatu, saya lebih sering nggak ngejawab,
yah karena itu... larut dalam alam pikiran bawah sadar. Ckckckck, kakak yang
baiiiik.
Sudah
hampir sepekan ini saya menempatkan lagu So Soon-nya Om Maher Zein di playlist
lepi tercintah. Satu-satunya lagu yang saya putar. saya menemukan ‘sesuatu’
yang hilang. Di tengah kegalauan mahasiswa tingkat akhir yang melnada hari-hari
saya belakangan ini, saya berusaha melakukan yang terbaik sesuai kapasitas
saya. Dan dari hasil usaha itu, saya menemukan berbagai macam bentuk kelemanah
yang selama ini menggerogoti saya. Ya Ampuuuuun, ternyataaaa....
Resep keren
untuk bisa mengenal diri sendiri yaitu dengan cara melakukan observasi terhadap
diri sendiri. Jujur mengakui kelemahan, berani berjanji, menukar ketakutan
dengan komitmen demi perubahan yang jauh lebih baik di hari-hari depan (Aamiin,
Insya Allah). Inget, komitmen! Okeh.
Tidak ada
jalan lain, harus melanjutkan langkah bersama resiko yang mengikutinya.
I have to
move on...
Stop the
tears...
Be strong...
Setiap kisah
sudah punya takdirnya masing-masing, demikian pula kisah hidup seorang Nafilah
Nurdin. Si pendiam yang pengen dilihat ‘bahagia’ maka jadilah ia bahagia di
depan teman-temannya. Yang sering jadi tempat curhat sampe-sampe ia lupa
bagaimana cara curhat/bercerita yang nyaman hingga pada akhirnya segala
ceritanya ia simpan sendiri. Yang masih suka ragu-ragu di wilayah abu-abu, yang
punya segudang rencana dan mimpi walau masih tertatih berkenalan dengan
tantangan. Ya, she’s not a super women, but always try to take a right way.
Malam ini
saya kembali bisa menyapa kamar kosan tercinta setelah empat malam nginep di
rumah sakit menemani Bibi/tante saya yang habis lahiran via operasi besar.
Alhamdulillah, sepupu saya nambah satu cowok. Saya punya kabar bahagia lainnya,
kawan saya ada yang walimah hari ini. Hoho, mendadak inget target nikah di usia
26 taon. Lets see, manusia kan hanya sebatas merencanakan dan mengusahakan. Urusan
lainnya ada di tangan Allah...
Selalu ada
kabar bahagia terselip. Selalu ada hikmah dibalik air mata. Selalu ada jalan
keluar. Iya, kan? Menulis benar-benar terapi menyehatkan jiwa ^^
Persis seperti saya: Sanguin, ya? Pernah suatu ketika saya sakit dan sediiih sekali. Apa pasal? Tidak ada yang menemani saya ketika sakit, bahkan untuk makan pun harus pergi keluar sendiri. Kawan-kawan nggak ada yang percaya aku sakit. Begitulah, mbak. Resiko orang ceria, kalau sedang susah 'terkadang' nggak ada yang percaya. Hehehe. But keep goin' forward. Don't back down. :)
BalasHapusTerimakasih, Arsjad...
BalasHapusSaya agak unik (apa aneh ya?). Apapun itu, sepanjang kehadiran saya bikin orang lain bahagia... saya pun turut bahagia. Kan kata Rasulullah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain (bener gak nih kutipannya?) :D
Semangaaat!!