Minggu, 16 November 2014

Di Pagi Begini

Pagi begini, ada setangkup doa dari masa lalu yang masih bernapas. Ada rindu yang mengintai dari bilah-bilah rerumputan pagi dan embun yang masih perawan, belum tersentuh matahari. Aku berdiri di sisi jalan lengang. Tidak ada sesiapa di sana, hanya cericit burung-burung pemuja pagi terdengar di kejauhan. Kupunguti sisa-sisa kenangan dari lintasan bernama waktu. Pahit dan manisnya membangkitkan takjub. Sesakit apapun, nyatanya tidak sanggup membunuhku.

Di pagi begini, kulontarkan baitbait pengharapan kepada Tuhan.
Walaupun aku tidak selalu berada dalam situasi yang searah jalan Cinta-Nya...
Terkadang alpa mengeja nama-Nya di setiap jejak kakiku,
Walaupun aku masih terlampau sering sadar tidak sadar, menghadirkan banyak alasan untuk hal-hal baik yang sengaja kutinggalkan begitu saja...
Di pagi begini, aku akan (selalu) meminta kelapangan hati agar aku tahu bagaimana rasanya bahagia sehabis menaklukan ego sendiri.

Aku ingin mati membawa bahagia dan tidak meninggalkan petaka.

Di pagi begini, di antara sapuan warna-warna langit yang indah, aku percaya ada malaikat-malaikat yang akan mengantarkan doadoaku kepada Tuhan.

Di pagi begini, di pagi-pagi lainnya, esok dan esoknya lagi... Semoga aku masih bisa menyapa langit dengan syukur yang tidak pernah mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca tulisan ini,.. ^^