Senin, 09 April 2012

Pagi Untuk Kaliandra

Ya. Saya berharap pagi ini menjadi titik mula `perjuangan` saya menemui ketenangan. Mengapa saya memilih pagi dan mengapa hari ini? Bukan sejak kemarin-kemarin saja? Ah, semua punya cerita dan jalannya masing-masing. Sebutlah ia proses. Saya mengaku inilah proses untuk saya memahami makna memaafkan dan menerima. Memaafkan karena saya dilupakan dan memahami mengapa saya harus dilupakan. Terkadang saya memang rada saklek. Ngotot dengan apa yang saya pikirkan padahal apa yang saya pikirkan dan inginkan sudah barang tentu tak akan selamanya sejalan dengan apa yang orang lain pikirkan. Ya iyalah. Kita diciptakan dengan konsekuensi berbeda. Sebuah labirin nasib.

Walaupun hati saya masih rusuh, di pagi ini saya mencoba memulai (selalu seperti itu setiap pagi kembali datang). Lagi dan lagi, saya tidak pernah melewatkan pagi tanpa doa, semoga perdamaian tercapai nun jauh di dalam sana. Saya tidak akan menyerah. Mengapa pagi? Sebab Allah menyimpan janji-janji baik di bawah langit subuh. Waktu Dhuha yang khidmat menuju pengharapan kepada Allah. Bukankah Allah selalu menepati janji dan Allah Maha Pelindung? Dialah sebaik-baik penolong... Hasbunallah wa ni`mal wakiil. Ni`mal maulaa wa Ni`mannashiir....

Jika manusia bebal dan tak tahu diri maka Allah sendiri yang akan menunjukan jalan agar kesadaran tetap berada pada koridornya. Jika manusia mengaku mencintai Rabb-nya, Maka Allah akan menunjukan jalan agar konsekuensi mencintai menemu hati : kesetiaan.

Saya sedang belajar menjadi baik. Baik-baik saja...
KB

2 komentar:

  1. Wah say.. saya akhirnya nemu blogmu. postingan ini benar-benar menenangkan..
    eh Kaliandra Bayu itu nama penamu yah? kok nggak pernah make? atau udah?

    BalasHapus
  2. Hehe... Iyaph. Sering-sering mampir buuukk. Follow dong ^^

    BalasHapus

Terimakasih sudah membaca tulisan ini,.. ^^