Rabu, 11 April 2012

Si Aa` dari Tanah Sunda

Izinkan aku tersenyum sejenak sebelum menuliskan rentetan cerita tentang dia. Aku pertama kali `bertemu` dia di dunia maya melalui rute ketidaksengajaan. Kala itu (seraya menerawang), aku memilih nge-tam di warnet selama berjam-jam. Kepenatan merangsek ragaku. Aku kelelahan setelah mengikuti kuliah beruntun di hari itu. Begitu memasuki Om GOOGLE, segera kubuka akun Facebook ku. Secara acak membuka-buka akun milik teman. Aku tertarik dengan sebuah akun. Abrag Halimun Wilarman. Ada sesuatu yang menggelitik mataku. Yeah! Foto profilnya. Tahukah duhai kawan? Sejak dahulu, ketika aku masih di kampung halaman, aku begitu tergila-gila pada petualangan. Melalui sebuah novel karya anak negeri, ku nikmati obsesiku. Aku berharap kelak dapat menjelajahi gunung-gunung seperti yang di ceritakan dalam novel tersebut.

Lantas, apa hubungan obsesi naik gunungku dengan foto profil Abrag Halimun Wilarman? Aku jatuh cinta pada foto profil Aa` (dia lebih senang dengan panggilan itu. Katanya biar makin mantabh sebagai saudara, hehe). Dalam foto itu, nampak Aa` sedang membelakangi gunung dengan tangan terentang lepas. Subhanallah, aku benar-benar tersihir (lebay). Bukan pada oknum yang menjadi pelaku utama dalam foto itu, melainkan objek lain. Pemandangan alami di belakang Aa` lah yang menariku untuk meng-add dia. Otakku bereaksi cepat. Aku yakin, Aa adalah seorang pecinta alam. Belakangan dia meralatku, bukan pecinta tapi penggiat. Well, pecinta atau penggiat kupikir sama saja. Point pentingnya adalah aku berkawan dengan seorang anak penggiat alam. Hihi,,. Sekalipun belum pernah mendaki satupun gunung di bumi Pertiwi ini, tetapi mendengar langsung kisah para pendaki sudah cukup mengobati obsesiku. Belum lagi bila aku melihat foto-foto mereka, wuiiiih.

Singkat cerita, mulai lah aku membuka percakapan dengan Aa` lewat chatting maupun komentar-komentar di status. Biasalah. Aku berani menilai Aa` adalah orang baik. Orang baik kan relatif tuh, tapi baiknya si Aa` di atas relatif, merasakan betapa ramahnya Aa` padaku meskipun hanya lewat sapaan dunia maya (katanya orang Sunda pada baik dan ramah-ramah).

Aku lupa detail waktu ketika aku nekat mengirim pesan ke inbox Aa`. Sore menjelang azan maghrib, aku pulang dari kampus. Kecamuk menggusur ketenanganku. Inilah tipikalku. Begitu banyak tabungan masalah yang kubiarkan menggenangi hatiku. Bukannya aku tak berniat menyelesaikannya. Hanya saja aku tidak tahu jalan keluar mana yang harus ku tuju. Pelarianku : warnet dekat kost-an ku. Kebetulan aku sedang libur shalat. Air mata yang mendesak keluar, sesak yang terpendam, aku benar-benar lelah. Jasmani dan batin. Belum lagi masalah-masalah yang ku hadapi di kampus, dengan beberapa kawan hingga masalah yang datang dari diriku sendiri. Saat itulah aku nekat menulis pesan singkat padanya berisi teriakan frustasiku, kemarahanku, kekesalanku, semuanya. Sambil menangis tentunya. Beruntung warnet sedang sunyi. Bila selama ini aku tidak pernah membuka suara tentang masalahku pada orang-orang terdekatku maka kala itu, aku memilih meneriakannya pada seorang yang tak pernah ku jumpai dalam cerita nyata. Orang lain mungkin akan menyebutku bodoh atau apalah, terlebih dia adalah seorang laki-laki. Begini-begini aku tahu batasan perempuan dan laki-laki dalam agamaku.

Lihatlah apa yang terjadi kemudian. Sederet nasihat terdalam mengalir padaku dari seseorang yang jauh. Aku terharu, padahal kupikir sebelumnya dia mengabaikanku, peduli amat sama orang abu-abu, nggak jelas, dari seberang pulau Sulawesi sana, nggak ada untungnya (ini hipotesaku). Nyatanya tidak, walaupun kutegaskan dalam pesan singkatku aku tak perlu balasan, aku hanya ingin mengeluarkan sesak yang memenuhi rongga dadaku. Ia memberiku masukan. Dari situlah kami mulai akrab. Dalam sebuah percakapan yang tidak formal aku di sahkannya sebagai `adik`nya. Baru ku tahu rasanya memiliki seorang Kakak laki-laki (aku anak tertua dari 4 bersaudara, 3 perempuan dan 1 laki-laki). Jika ada kesempatan, dia selalu menanyakan kabar, kelancaran kuliahku dll. Yah, tentu saja aku masih rajin mengrecokinya dengan segunung masalah-masalahku. Dan dia belum kapok juga meladeniku. Hehe...

Untuk Aa`, ku ucapkan beribu terima kasih atas kelapangan hatimu. Menerimaku sebagai adikmu yang kesekian. Semoga allah selalu menyayangimu. Untuk orang yang selalu memberiku motivasi dan inspirasi. Untuk orang yang selalu memberiku pencerahan lewat percakapan-percakapan kami. Untuk orang yang menjadi jembatanku `bertemu` dengan saudara-saudaraku yang lain. Jika ada kesempatan bertemu kelak akan ku tagih janjimu mengajakku naik gunung. Doa yang paling sering ku sampaikan pada Allah adalah : semoga Aa` lekas menikah dengan si teteh yang matanya sipit (cihuuuuiiii). Orang Kendari menunggu Undangan ya...

*Tulisan ini menjadi juara pertama dalam lombaBest Friend Group Kepenulisan di Facebook, UNSA taon 2010.
*Kupersembahkan spesial untuk Ka Abrag Halimun Wilarman. Persaudaraan yang tidak pernah putus. Semoga sampai akhir kelak.

Setelah sempat ilang beberapa waktu gara-gara kesibukan, Ka Abrag nongol lagi dan ngirimin kamus bahasa Sunda buat sayaaaa.  Ceritanya sih buat kado milad saya November kemarin yang baru bisa dikirim sekarang. Yes! Pak Pos cepatlah datang... saya menunggu dengan sabaaarrrr :D

My Brother ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca tulisan ini,.. ^^