Hei, kamu...
Waaah, kamu benar-benar serius menutup akses komunikasi kita. Mengecewakan sekaligus menyebalkan.
Sungguh, saya mendadak ingin menjitak kepalamu (saya sesadar-sadarnya itu sangat mustahil, bukan? Hehe). Setelah semua kenangan yang tertinggalkan di belakang, saya mau bilang kalau saya senang sekali pernah mengenal, bertemu dan berpisah dengan ideologi yang tumbuh dan bernapas di dalam kamu, meskipun di waktu yang bersamaan, saya mengernyit tak suka. Kamu yang hebat, tak cukup hebat dari kelihatannya. Kamu teman yang baik. Terimakasih sudah pernah memberitahu saya soal banyak hal. Saya masih ingat semua detailnya, loooooh. Keren kan saya? *plak*
Semoga kamu baik-baik saja.
Kelak, siapa tahu di sebuah tempat entah dimana, di belahan bumi sebelah mana, saya dan kamu bertemu tanpa sengaja, semoga kamu tidak melupakan saya. Sebab saya tidak berniat melupakan kamu. Tidak ada kenangan yang expired, mereka hanya sengaja menyembunyikan diri dan menunggu waktu yang tepat untuk hadir kembali. Sekali waktu saya juga menemui ingatan saya dan menulis cerpen yang ada kamu-nya.
Terimakasih ya... Ini semacam Intermezzo sunyi dengan saya sebagai monolog dan kamu adalah sunyi.
Hati-hati dengan intermezzo yang kamu lakukan! ^^
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca tulisan ini,.. ^^