----
Saya bisa cerewet juga.
Saya punya selera humor yang lumayan bagus.
Dan saya cukup ramah pula hehe.... Jadi ini boleh dibilang episode narsis? Boleh.
Sudah umum di kalangan teman-teman menganggap saya pendiam yang mengerikan. Hahaha. Sewaktu di bangku SMA saya bukan termasuk dalam jejeran siswi gaul tapi saya cukup diperhitungkan dalam kelas. Gaul yang saya maksud di sini adalah semarak pergaulan anak-anak abege. Bagi temen-temen SMA, saya sangat pendiam tapi gak culun *ngeles.com. Kalau anak-anak abege lain jaman saya SMA demen jalan sana jalan sini, nongkrong sana-nongkrong sini, ngecengin anak cowok kelas sebelah, gosipin ini-itu maka saya lebih memilih tenggelam dalam dunia yang saya buat. Saya ini anak rumahan. Gak suka keributan alias kebisingan karena entah kenapa hal-hal seperti itu selalu membuat saya merasa terintimidasi *trauma masa kecil yang masih susah saya hilangkan hingga detik ini. Dunia saya dihuni oleh buku-buku fiksi seperti novel-novel dengan genre bermacam-macam, komik, melumat cerpen-cerpen di majalah apa aja yang saya temukan, kegilaan saya pada dunia bola *Ibu sampe frustasi liat anak perempuannya begadang semalaman demi makhluk model bundar itu. Mungkin karena saya hobi memikirkan sesuatu, lebih suka mengamati ketimbang banyak bicara dan kadang gak peduli dengan sekitar alias cuek makanya banyak yang bilang saya pendiam, ada juga yang pernah nyeletuk, apa saya gak takut kejedot apa gitu saking gregetnya liat saya jalan nunduk-nunduk gitu. *sejujurnya saya pemalu makanya kalo jalan paling demen nunduk. Oleh karena itu saya alergi kalo ngeliat orang bergerombol. Sebisa mungkin nyari jalan lain untuk lewat trus kalo gak ada jalan lain ya saya jalan nunduk-nunduk persis anak kecil nyari recehan jatoh di jalan.
Saya gak pernah punya temen curhat. Kalo bukan curhat di buku, saya curhat pada dinding-dinding bisu kamar hahaha, roman banget ya? Tapi, suer! Bagi saya yang kala itu mengalami krisis kepercayaan pada orang lain dan percaya kalo mendem perasaan lebih baik ketimbang nyerocosin ke orang-orang gak ada yang lebih aman selain menelan mentah-mentah semua masalah yang saya alami. Kalaupun gak bisa nahan ya saya nangis di tempat sunyi ampe mata bengkak. Ada juga yang bilang saya jarang senyum dan keliatan galak (anak cowok mana ada yang berani deket-deket takut kena semprot hahaha). Adekku yang nomer satu sering sekali memprotes saya soal tampang saya yang kurang ramah. Udah jelek, demen mesem pula! Ih. Pokoknya jaman SMA saya alias jaman remaja saya (saya bilang remaja karena umur 22 bukan remaja lageee) gak jauh-jauh dari warna buram. Kalo ada kompetisi siapa yang paling tabah menyimpan duka paling lama, saya bolehlah jadi kategori pemenangnya. Dalam dunia psikologi saya bisa masuk kategori pribadi sakit yang patut ditangani. Luka di hati dan ingatan saya terlalu banyak hingga sukses menutup akses saya untuk banyak tersenyum. Anak-anak sering menjadi korban kekerasan verbal yang pada perjalanannya kemudian kondisi ini menyulitkan mereka untuk bergaul di lingkungan sosial. Termasuk saya.
Saya bersyukur gak habis-habis. Allah masih menjaga saya. Gak keitung berapa kali saya menelan frustasi dan nyaris pamit undur diri dari hidup. Pengen mendekin umur sesuka saya *astagfirullah... Maapin saya ya Allah....
Saya ini bisa sangat cerewet juga. Nah. Bagi temen-temen kuliah, ini masuk kategori aneh. Kenapa? Karena saya suka gak ketebak. Bisa tiba-tiba sangat ramah dan banyak tertawa tapi di lain waktu atau pada waktu yang bersamaan saya bisa berubah sangat pendiam dan galak. Saya juga gak ngerti. Saya masih belum pintar mengelola emosi dengan baik. Suka meledak-ledak. Mau bilang bom juga bukan. Lalu apa dong? Tauk ah. Gelap.
Alhamdulillah, saya sudah bilang allah gak mungkin meninggalkan orang-orang yang mau berusaha menjadi orang baik. Semoga saya saat ini termasuk orang-orang itu. Saya merasa lebih tenang akhir-akhir ini dan berharap seterusnya akan seperti itu. Saya bersyukur berada dalam lingkungan baru yang menstimulasi hati dan pikiran saya untuk lebih banyak bersosialisasi dan secara perlahan meredakan amarah masa lalu yang sebelumnya sudah sukses memberangus harapan saya untuk hidup lurus.
Jangan sepelekan ukhuwah. Karena ukhuwah saya bisa nangis tanpa suara saking terharunya. Saya mencintai jalan yang saya pilih sekarang dan semoga inilah jalan yang dipilihkan Allah untuk saya.... ukhuwah di antara saudara seperjuangan yang menyadarkan saya bahwa saya gak pernah sendiri. Semoga saya tetap istiqamah dan gak pernah berhenti belajar ikhlas.... termasuk mengikhlaskan kenapa saya harus mendapatkan tempaan sekeras itu ketika saya masih sangat labil *masa kanak-kanak hingga remaja. Allah memberikan saya kekuatan justeru lewat hal-hal sulit. Saya harus percaya itu, bukan?
Saya ingin bilang kita semua pasti pernah, sedang atau akan melewati masa-masa sulit dan paling rendah dalam hidup. Namun bukan berarti itu membuat langkah kita berhenti dan mati di situ. Saya menyebutnya koma, seperti halnya posisi tanda baca dalam struktur kalimat yang berfungsi sebagai perhentian sementara bukan berhenti total. Jika menemui koma berupa kesulitan, kesedihan dan seribu macam jenis hal-hal negatif saya selalu berusaha mengajak diri saya untuk berfikir positif walaupun sedikit sulit menabahkan hati menghadapi situasi itu tapi masih selalu mencoba dan mencoba. Koma mengajak kita melihat lebih dalam lagi, merenung, berpikir terbuka dan berbaik sangka pasti ada sesuatu hingga kita mengalami ini dan itu. Ada yang pernah bilang, kita adalah apa yang kita pikirkan. Terkait sugesti, entah sugesti baik atau sugesti buruk. Ini kedengaran agak klise, sekali lagi menerapkan hal positif gak akan pernah rugi, bukan? Pernah dengar teori turbulensi?
Bahwa kepak sayap kupu-kupu di Kirgistan dapat menyebabkan badai di Pantura? Artinya, semesta ini semuanya saling berhubungan, berkaitan satu sama lain. (Mencari Tepi Langit—Fauzan Mukrim)
Sederhananya, tidak ada yang terjadi sia-sia di hidup ini, semuanya tersusun ibarat puzzle. Jadi kita sedang mengumpulkan potongan-potongan puzzle berupa kejadian demi kejadian yang datang silih berganti mewarnai waktu yang kita lewati. Tidak ada satupun yang tidak berhubungan, bahkan hidup kita juga berkaitan dengan hidup orang lain. Pada akhirnya, segalanya bermuara ke lautan hikmah. Lihatlah, betapa cara Allah memelihara kita begitu sempurna.
Saya adalah orang yang sedang berusaha menemukan hikmah. Jika saya kemarin adalah orang yang mendekat ke arah pesimistis, sulit berkomunikasi dan bersosialisasi, selalu merasa sendiri, krisis kepribadian dan kepercayaan, maka hari ini saya mulai menggeliatkan bilik hati saya yang berisi sekumpulan sifat positif yang sempat meredup. Jika saya dahulunya adalah adalah orang yang terlalu rajin menggugat Allah tentang mengapa harus saya yang mengalami, maka hari ini saya adalah orang yang berusaha dipenuhi ungkapan syukur,syukur dan syukur.
Ah, ternyata saya bisa cerewet juga...
Bisa tertawa lepas juga. Lha iya, wong saya manusia kok. Hehe
Doakan saya semoga saya bisa tersenyum lebih banyak lagi. Kata Ibu, kalau tampang saya galak dan muram mulu jodoh saya bakal jauuuuuh juga *emang nyambung ya jodoh sama banyak senyum? Ah, jadi kangen Ibu. * pake backsong lagu Open You`re Eyesnya Maher Zain.
Ya Allah... Rabb pemilik seluruh semesta hati, sumber seluruh kekuatan yang nampak dan tidak. aku berdoa kepadaMu. Istiqamahkanlah hatiku agar senantiasa berada di jalan yang Kau kehendaki. Berilah aku ketabahan dan kesabaran dalam setiap ujian hidup yang aku lewati. Peliharalah niatku, lisanku dan gerakku. Penuhilah hatiku dengan keikhlasan.... aamiin.
Rumah Angin, 19 Desember 2011
Pukul 03:39 WITA
Dini hari
Ukhuwah memang indah., itu dia yang bikin banyak senyum. buat keinginan ka Fila utk bikin buku psikologi, anee dukung..!
BalasHapusAamiin...
BalasHapusTau saya pengen bikin novel psikologi pasti dah baca Antologi saya nih hehe
Moga taon depan novelnya kelar dan lolos terbit *berdoa khusyu` :)
alhamdulillah sudah dibaca. amieen. kalau udah terbit, saya pembaca pertama pertama dan komenku ada di covernya.. he3.*siapa saya?*
BalasHapusSiaaappp!!
BalasHapusSesama calon penulis masa depan saling berkompromi *Gubraaakkhh!
Stay cool :)